Senin, 19 Desember 2011

Aku Benci...

Kepada kamu:

Untuk Mu disana....
aku ingin bilang jika aku benci semua hal gara – gara kamu..
Aku benci..
ketika aku mulai merasa hidupku berbeda setelah ada kamu,dan ini berarti mungkin aku jatuh cinta padamu..
Aku benci pada akhirnya aku membiarkan kau masuk kedalam hatiku dengan ikhlas..
Aku benci selalu tersenyum sendiri ketika membaca balasan sms darimu,aku benci selalu menebak – nebak isi pikiranmu,mengartikan isyaratmu,merangkai kata se perfect mungkin setiap akan me reply sms mu,karena aku tidak ingin terlihat cacat di matamu..
Aku benci karena tiba – tiba aku akan menjadi mendadak alay,mulai ingin terlihat cantik,sempurana di matamu,menyukai lagu2 melow tentang cinta,mulai mengoleksi setiap kata2 mutiara atau puisi cinta dan mempostingnya di fb dan berharap kamu membacanya dan merasa itu memang untukmu,aku benci hanya gara – gara kamu..
Aku benci merasa deg – degan setiap mendengar handphone ku berbunyi dan
menduga – duga jika itu sms dari kamu..dan merasa kecewa ternyata bukan namamu yang tertera di inbox ku..
Aku benci setiap kali aku merasa merindukamu dan ingin mendengar suara mu di ujung telephon tai kamu tidak pernah menghubungiku,dan aku tidak punya alasan untuk menelephonmu duluan,karena yaa... harga diriku sangat tinggi sebagai wanita..
Aku benci setiap melihat status facebook mu dan banyak wanita lain yang memberikanmu comment disana,itu akan membuatku merasa aku tak layak menulis comment apapun disana..
Aku benci setiap kali aku menunggu balasan sms darimu yang tak kunjung datang padahal di waktu bersamaan kamu malah me reply status teman wanita mu di facebook... itu akan membuatku merasa “hey.. sms dari ku tak penting lagi untukmu kah?”
dan aku benci setelah itu aku me remove fb mu,hanya ingin membuktikan apakah kamu akan menyadari ketiadaan ku di friend list mu dan menanyakannya padaku.. saat itu aku tidak berhenti menebak2 perasaanmu..
Aku benci ketika pada akhirnya aq telah berusaha menerima segala kekuranganmu,dan memikirkan mungkin kamu akan menjadi yang terakhir untukku,tapi.. pada akhirnya aku takut kita menjadi anything in common..
Aku benci,merasa takut aku salah mengartikan gesture mu selama ini,padahal aku telah terlanjur jatuh cinta padamu..
Aku benci pada saat akhirnya memutuskan kamu menjadi temanku..tapi pada akhirnya aku sendiri yang tidak bisa menerima keadaan untuk kehilanganmu..tidak bisa berbicara lagi denganmu..dan mencoba menghubungimu kembali..karena aku sudah terlanjur..
Aku benci ketika selalu menunggu kepastian yang tidak pernah ada kejelasan dari kamu..
karena buatku..”aku memang suka coklat,tapi aku lebih menyukai kepastian darimu..”

Minggu, 20 Maret 2011

Mencintai itu Keputusan....

Bekal kesadaran bagi yang ingin mencintai ...
Mencintai Itu Keputusan
Karya : Anis Matta


Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya .
Lekat-lekat .

Gadis itu masih terlalu belia .
Baru saja mekar .
Ini bukan persekutuan yang mudah .
Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya .

Sebentar kemudian ia pun berkata,
"Kamu kaget melihat semua ubanku ? Percayalah. . Hanya kebaikan yang kamu temui di sini" .

Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila .
Selanjutnya adalah bukti .

Sebab cinta adalah kata lain dari memberi .
Sebab memberi adalah pekerjaan .
Sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan , menumbuhkan , merawat dan melindungi itu berat .
Sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama .
Sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh .

Maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia mengatakan, "Aku mencintaimu" .
Kepada siapapun !

Sebab itu adalah keputusan besar .
Ada taruhan kepribadian disitu .

Aku mencintaimu, adalah ungkapan lain dari aku ingin memberimu sesuatu .
Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari,
"Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia."
"aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin."
"aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan padamu."
"aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu."

Dan proses pertumbuhan itu taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita.
Sekali kamu mengatakan kepada seseorang, "Aku mencintaimu", kamu harus membuktikan ucapan itu .
Itu deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi .

Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap .
Tidak ada cinta tanpa kepercayaan .
Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya .
Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya .
Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya .
Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya .
Semua dalam satu situasi : cinta yang tidak terbukti .

Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat dan seterusnya .
Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya .

Jalan hidup kita biasanya tidak linear .
Tidak juga seterusnya pendakian .
Atau penurunan .
Karena itu, konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional .

Tapi di situlah tantangannya : membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit.
Di situ konsistensi teruji .
Di situ juga integritas terbukti .
Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam waktu yang longgar .

Mereka yang dicintai dengan cara demikian, biasanya mengatakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh .
Bahagia sebahagia-bahagianya .
Puas sepuas-puasnya .
Sampai tak ada tempat bagi yang lain .
Bahkan setelah sang pencinta mati .

Begitulah Naila .
Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta .
Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh .
Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya .
Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu .